Kabupaten Blitar, Jawa Timur, tidak hanya dikenal sebagai tempat peristirahatan terakhir Bung Karno, tetapi juga menyimpan berbagai bangunan bersejarah yang menarik untuk ditelusuri. Mulai dari Candi Penataran yang megah hingga bangunan kolonial yang masih berdiri kokoh. Salah satu saksi bisu perjalanan sejarah di Blitar adalah Stasiun Bendo, yang kini tidak lagi beroperasi namun menyimpan kisah panjang tentang transportasi kereta api di masa lampau.
Sejarah Pembangunan Stasiun Bendo
Stasiun Bendo merupakan salah satu stasiun kereta api yang pernah beroperasi di jalur kereta api wilayah Blitar. Stasiun ini dibangun pada era kolonial Belanda, sekitar awal abad ke-20, sebagai bagian dari pengembangan jalur kereta api oleh perusahaan kereta api Hindia Belanda, Staatsspoorwegen (SS). Jalur ini dibuat untuk menghubungkan wilayah pedalaman Jawa Timur dengan kota-kota penting lainnya, termasuk Malang dan Surabaya.
Pada masa itu, kereta api menjadi moda transportasi utama bagi masyarakat, baik untuk perjalanan pribadi maupun pengangkutan hasil bumi. Blitar, yang dikenal sebagai daerah agraris, memiliki banyak hasil perkebunan seperti tebu, kopi, dan padi. Oleh karena itu, keberadaan stasiun seperti Stasiun Bendo sangat membantu dalam distribusi hasil pertanian ke berbagai daerah.
Masa Kejayaan dan Penutupan Stasiun
Saat masih beroperasi, Stasiun Bendo menjadi salah satu titik penting di jalur kereta api wilayah Blitar. Banyak warga sekitar yang mengandalkan kereta api untuk bepergian maupun mengangkut barang dagangan. Sayangnya, dengan semakin berkembangnya moda transportasi darat seperti kendaraan pribadi dan angkutan umum berbasis jalan raya, penggunaan kereta api di jalur ini semakin menurun.
Pada akhirnya, Stasiun Bendo resmi berhenti beroperasi pada pertengahan abad ke-20. Jalur yang dulu ramai kini hanya menyisakan rel yang perlahan tertutup oleh alam. Meski demikian, bangunan stasiun masih berdiri, meskipun dalam kondisi yang kurang terawat. Beberapa bagian dari stasiun ini bahkan mulai rusak karena tidak ada perawatan rutin.
Fakta Menarik Seputar Stasiun Bendo
Walaupun tidak lagi digunakan, Stasiun Bendo tetap menjadi tempat yang menarik untuk dikunjungi oleh para pecinta sejarah dan transportasi. Ada beberapa fakta menarik yang mungkin belum banyak diketahui orang tentang stasiun ini:
1.Arsitektur Bergaya Kolonial
Bangunan Stasiun Bendo mencerminkan gaya arsitektur khas kolonial Belanda, dengan dinding tebal, jendela besar, dan atap yang tinggi. Meskipun kini banyak bagian yang sudah rapuh, sisa-sisa keindahan arsitektur masih bisa ditemukan.
2.Pernah Menjadi Jalur Pengangkutan Hasil Perkebunan
Pada masa jayanya, Stasiun Bendo sering digunakan sebagai tempat transit hasil perkebunan. Berbagai komoditas seperti tebu dan kopi dikirim melalui jalur kereta api untuk didistribusikan ke berbagai kota di Jawa.
3.Jejak Rel yang Masih Ada
Meskipun sebagian besar rel sudah tertutup tanah dan tumbuhan liar, beberapa bagian jalur rel kereta api di sekitar Stasiun Bendo masih dapat ditemukan. Ini menjadi bukti bahwa stasiun ini pernah menjadi bagian dari jaringan transportasi yang sibuk.
4.Pernah Menjadi Tempat Favorit Fotografi
Karena memiliki nilai sejarah dan suasana klasik, banyak fotografer yang tertarik mengabadikan Stasiun Bendo dalam berbagai sesi pemotretan. Baik untuk dokumentasi sejarah maupun sebagai latar belakang foto bertema vintage.
Penutup
Stasiun Bendo mungkin sudah lama tidak berfungsi, namun sejarahnya tetap hidup di ingatan masyarakat dan pecinta sejarah perkeretaapian. Keberadaannya menjadi bukti bahwa Blitar pernah memiliki jaringan transportasi kereta api yang penting di masanya.
Jika Anda berkunjung ke Blitar dan tertarik dengan bangunan-bangunan bersejarah, mengunjungi sisa-sisa Stasiun Bendo bisa menjadi pengalaman yang menarik. Dengan lebih banyak perhatian dan upaya pelestarian, bukan tidak mungkin stasiun ini bisa dijadikan sebagai destinasi wisata sejarah yang edukatif bagi generasi mendatang.
Sumber: gtsu.id